Makna Hari Raya Galungan Bagi Umat Hindu Bali


Hari Raya Galungan biasa dirayakan oleh umat Hindu sebagai bentuk kemenangan dharma (kebaikan) dalam melawan adharma (keburukan).

Perayaan ini biasa diselenggarakan setiap 6 bulan atau 210 hari sekali. Adapun makna Hari Raya Galungan ialah:

Makna Hari Raya Galungan Bagi Umat Hindu Bali

Hari Raya Galungan Sebagai Bentuk Pertempuran Melawan Raja Sombong

Makna terpenting dari Hari Raya Galungan adalah sebagai simbol atas kemenangan Dharma yang merupakan kebaikan melawan Adharma alias keburukan.

Baca Juga: Perayaan Hari Raya Galungan di Bali

Sehingga bisa disimpulkan bahwa kemenangan ini ialah untuk melawan ego maupun sisi negatif dalam diri manusia. Alhasil didapatlah kekuatan rohani serta pikiran yang tenang. 

Menurut sejarah mitologi Hindu Bali, pada zaman dahulu hidup seorang raja yang sangat sakti mandraguna bernama Raja Mayadenawa yang merupakan keturunan raksasa. 

Kesaktiannya tersebut bisa mengubah dirinya menjadi apapun yang ia mau, sehingga Mayadenawa pun tumbuh menjadi sosok yang angkuh dan sombong. 

Saking sombongnya Mayadenawa, pada masa pemerintahannya pun ia ingin diakui sebagai Tuhan oleh masyarakat Hindu dan melarang umat beribadah ke pura. 

Kehidupan pun menjadi tidak seimbang sehingga membuat tanaman penduduk rusak serta wabah penyakit merajalela. Melihat fenomena ini tentu rakyat menjadi tersiksa dan menderita. 

Baca Juga: Kalender Bali Oktober 2022 Free Download

Kemudian Bhatara Indra mengutus para dewa turun ke bumi guna menghancurkan kejahatan Mayadenawa yang semakin merusak kehidupan, sayangnya pertempuran ini pun berlalu dengan sengit lantaran Mayadenawa selalu berhasil mengelabui Bhatara Indra.

Mayadenawa bahkan tidak segan meracuni sebuah mata air hingga membuat pasukan Bhatara Indra tewas. 

Namun, berkat kegigihan Batara Indra dalam melawan kejahatan yang dilakukan Mayanadewa, kesaktian yang buruk itu pun berhasil dikalahkan oleh kebaikan yang dibawa Batara Indra. 

Karena merasa kalah, Mayadenawa akhirnya melarikan diri dan meninggalkan jejak berupa telapak kaki yang miring yang kini dikenal dengan sebutan Tampak Siring. 

Baca Juga: Makna Hari Raya Kuningan Bagi Umat Hindu Bali

Bhatara Indra pun akhirnya berhasil mengalahkan keangkuhan Raja Mayadenawa. Berkat kemenangan inilah umat Hindu merayakannya sebagai kemenangan diri dari rasa egois. 

Selain itu, perayaan Galungan juga merupakan bentuk rasa syukur umat Hindu atas karunia yang diberikan oleh Yang Maha Kuasa.

Perayaan Berjalan Hingga 1 Bulan Setelahnya

Pamaridan Guru: Acara yang diadakan 3 hari setelah Galungan ini dipercaya umat Hindu sebagai momen untuk memohon berkah dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa dalam manifestasinya sebagai Sang Hyang Siwa Guru.

Baca Juga: Dasar Perhitungan Kalender Bali

Ulihan: Diselenggarakan pada Minggu Wage Kuningan, acara ini memiliki makna pulang atau kembali. Jadi maksudnya pada hari ini disinyalir sebagai hari kembalinya para dewata dan leluhur ke kahyangan dengan meninggalkan berkat serta anugerah panjang umur.

Pemacekan Agung: Jatuh pada Senin Kliwon Kuningan, yang mana ini bermakna sebagai keteguhan iman umat manusia.

Hari Suci Kuningan: Dirayakan pada Sabtu Kliwon Kuningan. Umat Hindu melaksanakan dengan cara memasang tamiang, kolem, dan ending. Tamiang sendiri adalah simbol senjata Dewa Wisnu yang berupa Cakra, sedangkan Kolem adalah simbol senjata Dewa Mahadewa, dan Endong adalah simbol kantong perbekalan Dewata dan para leluhur ketika berperang melawan adharma. 

Dengan kata lain hal ini bermakna agar manusia selalu membentengi diri dengan iman dan hal-hal baik

Hari Pegat Wakan: Dilaksanakan pada Rabu Kliwon Pahang, dan terjadi sebulan setelah Galungan. Inilah yang menjadi  tuntutan terakhir perayaan Galungan dan Kuningan. 

Pada hari ini, umat Hindu baru boleh mencabut penjor untuk kemudian dibakar dan abunya ditanam di pekarangan rumah. 

Baca Juga: Sistem Kalender Bali

Penjor sendiri terbuat dari batang bambu melengkung yang dihiasi oleh berbagai bahan dari hasil pertanian, seperti daun-daunan (plawa), biji-bijian (palawija), umbi-umbian dan palgantong, seperti kelapa, padi, serta pisang.

Nah itulah makna dari Upacara Hari Raya Galungan, mudah-mudahan informasi diatas dapat menambah wawasan kita semua. Semoga bermanfaat!

aplikasi crypto terbaik
ruang iklan enkosa

Tinggalkan komentar