Kajian Kalender Jawa dan Kalender Lunar Tionghoa


Pembahasan mengenai perbandingan antara kalender Jawa dan kalender lunar Tionghoa memang menarik untuk dibahas. 

Mengingat keduanya memiliki karakter budaya yang mirip. 

Baca Juga: Kalender Jawa dalam Tradisi Perkawinan Jawa: Tanggal Baik dan Simbolisme Mitologis

Masing-masing masyarakatnya menggunakan kalender tersebut guna melakukan berbagai aktivitas penting. 

Mulai dari pelaksanaan tradisi, ritual sampai dengan kegiatan individu masyarakatnya. 

Kajian Kalender Jawa dan Kalender Lunar Tionghoa

Sejarah dan Karakteristik Kalender Jawa

Kalender Jawa ialah sistem penanggalan yang digunakan oleh Kesultanan Mataram dan kerajaan pecahannya. 

Kalender Jawa memadukan sistem penanggalan Islam, Hindu dan Julian. 

Dalam kalender ini ada lima siklus hari (Legi, Pahing, Pon, Wage, Kliwon), tujuh siklus minggu (Sinta, Mulya, Tolu, Arya, Sukra, Surya, Manahil).

Kemudian terdapat pula tiga siklus bulan (Anom, Abadi, Pahang) dan tiga siklus tahun (Alip, Ehe, Jimawal). 

Kalender Jawa menetapkan bulan pertama setiap tahun berdasarkan bulan baru pertama setelah titik balik matahari pada setiap musimnya. 

Baca Juga: Sejarah Batik Solo: Ciri Khas & Motif Batik

Dalam almanak jawa juga terdapat bulan ganda atau kabisat yang disisipkan setiap 30 bulan sekali. 

Kalender Jawa digunakan untuk menentukan hari perayaan tradisional seperti Maulid Nabi Muhammad SAW, Nyepi, Waisak, Satu Suro, dan Hari Raya Idul Fitri. 

Masyarakat Jawa masih menggunakan kalender ini untuk menentukan hari baik untuk perkawinan, acara adat sampai pembukaan usaha.

Sejarah dan Karakteristik Kalender Lunar Tionghoa

Sebelum melanjutkan pembahasan mengenai perbandingan kalender Jawa dan kalender lunar Tionghoa, kita bahasa terlebih dahulu mengenai sejarah kalender lunar Tionghoa. 

Kalender Lunar Tionghoa ialah sistem penanggalan lunisolar yang dibentuk dengan menggabungkan kalender bulan dan matahari. 

Kalender ini sudah dikembangkan sejak milenium ke-3 SM oleh penguasa legendaris Huang Di dan Kaisar Yao.

Perlu diketahui, kalender Lunar Tionghoa ini memiliki siklus 60 tahun (ganzhi atau liushi jiazi). 

Baca Juga: Hari Baik Membangun Rumah: Tanggal Tempat Membawa Berkat! 

Siklus ini terdiri dari sepuluh batang langit (tiangan) dan dua belas cabang bumi (dizhi) yang berhubungan dengan dua belas shio. 

Kalender Lunar Tionghoa menetapkan bulan pertama setiap tahun berdasarkan bulan baru kedua setelah titik balik matahari musim dingin. 

Bulan kabisat juga ada yang disisipkan setiap 19 tahun sekali. 

Biasanya masyarakat Tionghoa menggunakan kalender tersebut untuk memperingati hari perayaan tradisional seperti Tahun Baru Imlek, Cap Go Meh, Qingmingjie, Duan Wu Jie, Qixi Jie, Zhong Qiu Jie, dan Dong Zhi Jie. 

Selain itu, kalender Lunar Tionghoa juga digunakan untuk memilih hari baik bagi momen tertentu di masyarakat Tionghoa seperti perkawinan atau pembukaan usaha.

Perbandingan Kalender Jawa dan Kalender Lunar Tionghoa

Sekilas kegunaan kalender Jawa dan kalender lunar Tionghoa memang cukup mirip. 

Yakni memiliki andil yang cukup besar dalam kegiatan yang digunakan oleh masyarakat. 

Namun, tentu ada perbandingan yang cukup mencolok juga.

Persamaan dan Perbedaan Kalender Jawa vs Kalender Lunar

Dibawah ini adalah persamaan dan perbandingan kalender jawa dengan kalender lunar, simak pembahasannya berikut ini:

  1. Persamaan

Keduanya menggunakan sistem lunisolar, memiliki bulan ganda atau kabisat, serta digunakan untuk menentukan hari perayaan tradisional dan hari baik.

Baca Juga: Info Tanggalan Mancing Wulan Desember Taon 2023

  1. Perbedaan
  • Kalender Jawa lebih dipengaruhi oleh sistem penanggalan Islam dan Hindu. Sedangkan Kalender Lunar Tionghoa lebih dipengaruhi oleh sistem penanggalan Yin-Yang dan Lima Unsur. 
  • Kalender Jawa menggunakan siklus lima hari dan tujuh minggu, sedangkan Kalender Lunar Tionghoa menggunakan siklus sepuluh batang langit dan dua belas cabang bumi. 
  • Kalender Jawa menetapkan bulan pertama setiap tahun berdasarkan bulan baru pertama setelah titik balik matahari setiap musimnya, sedangkan Kalender Lunar Tionghoa menetapkan bulan pertama setiap tahun berdasarkan bulan baru kedua setelah titik balik matahari musim dingin.

Tentang Pembahasan Kalender Jawa dan Kalender Lunar

Nah itulah tadi pembahasan kalender Jawa dan Kalender Lunar Tionghoa yang merupakan dua contoh kalender yang masih digunakan hingga saat ini. 

Kedua kalender tersebut memiliki sejarah dan karakteristik yang berbeda, namun juga memiliki beberapa kesamaan. 

Baca Juga: 5 Amalan Sunnah Sebelum Melaksanakan Salat Idul Adha!

Kedua kalender tersebut juga memiliki peran penting dalam kehidupan sosial dan budaya masyarakat yang menggunakannya.

Mudah-mudahan informasi tentang kalender jawa dan kalender lunar tionghoa diatas dapat menambah wawasan. Semoga bermanfaat!

aplikasi crypto terbaik
ruang iklan enkosa

Tinggalkan komentar