Sejarah Hari Konvensi Bonn 23 Juni


Sejarah Hari Konvensi Bonn 23 Juni

Sejarah Hari Konvensi Bonn 23 Juni

Tahukah Anda? Tanggal 23 Juni ternyata ditetapkan sebagai Hari Konvensi Bonn.

Peringatan ini tentu saja untuk mengingatkan masyarakat dunia dimana di tanggal tersebut terdapat sebuah konferensi yang membahas tentang perubahan iklim yang diselenggarakan Badan Dunia.

Baca Juga: Arti Mimpi Dijemput Malaikat Izrail Menurut Primbon Jawa

Mengapa disebut konvensi Bonn? karena konferensi pertama tersebut dilaksanakan di Bonn.

Lalu, bagaimana sebenarnya sejarah 23 Juni, Hari Konvensi Bonn? Simak ulasannya berikut ini!

Berikut Sejarah Hari Konvensi Bonn 23 Juni Yang Sebaiknya Diketahui!

Cikal bakal lahirnya Hari Konvensi Bonn berawal dari perwakilan 200 negara dunia, termasuk Amerika Serikat bertemu di Bonn, Jerman dalam sebuah conferences of the Parties (COP).

Para perwakilan tersebut berupaya untuk menyepakati sebuah buku petunjuk yang akan mengimplementasikan tahun depan.

Hanya saja terdapat beberapa hambatan seperti pembiayaan negara miskin untuk mempersiapkan sasaran kesepakatan iklim Paris.

Lihat Juga: Ucapan Selamat Hari Konvensi Bonn 23 Juni

Konvensi Bonn berlangsung selama kurang lebih 13 hari yaitu pada 6 sampai 17 November.

Konvensi ini merupakan pertemuan badan lingkungan PBB yang pertama sejak Presiden Donald Trump mundur dari kesepakatan iklim Paris tahun 2015.

Pertemuan tersebut digelar setiap tahun dengan dihadiri oleh para penandatangan kerangka konvensi mengenai perubahan iklim PBB.

Penandatangan tersebut berisikan kesepakatan para delegasi untuk menetapkan batasan emisi gas rumah kaca ke atmosfer bagi setiap negara.

Hari Konvensi Bonn
Hari Konvensi Bonn
Hari Konvensi Bonn diperingati setiap tahun pada tanggal 23 Juni sebagai peringatan penandatanganan Konvensi Keanekaragaman Hayati pada 1992 di Bonn, Jerman.
Oleh Endik Eko

Sasaran Umum Konvensi Bonn

Pada awalnya, Konvensi Bonn menetapkan kewajiban yang mengikat di kalangan negara-negara maju untuk mengurangi emisi GRK pada periode 2008 sampai 2012.

Hanya saja pada tahun 2010 di Cancun, Meksiko telah disepakati bahwa pemanasan global harus ditekan di bawah dua derajat celcius yang relatif sesuai dengan suhu pada masa pra industri.

Namun, lain halnya dengan Kesepakatan Iklim Paris yang menegaskan agar negara di dunia berkomitmen menjaga ambang batas kenaikan suhu bumi di bawah dua derajat celcius ditekankan menjadi 1,5 derajat celcius.

Masing-masing negara juga terikat agar bisa mengurangi emisi pada tahun 2000 sesuai dengan komitmennya masing-masing.

Dampak dari perubahaan iklim atas kenaikan permukaan laut serta meningkatnya frekuensi dan kekuatan badai siklon kini dianggap sangat berpengaruh pada negara yang berada di pulau kecil.

Lihat Juga: Sejarah Hari Dermaga 17 Juni

Misalnya seperti kerugian besar akibat Badai Winston pada bulan Februari 2016 yang menyebabkan 44 orang meninggal serta 40 ribu rumah rusak.

Lalu, Bagaimana Dengan Indonesia?

Indonesia menjadi negara yang telah mendukung kesepakatan tersebut dari awal, mulai dari adanya konferensi Stockholm di tahun 1972 hingga hari pertama konvensi tersebut diadakan sebagai Hari Lingkungan Hidup Dunia.

Indonesia juga mulai menyusun peraturan perundangan lingkungan pertama pada tahun 1982 dengan UU Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Undang-undang tersebut kemudian diganti menjadi UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yang memasukkan unsur Perlindungan serta sanksi berat bagi pelanggar.

Lihat Juga: Sejarah Hari Penyelamatan Lingkungan dan Konflik Bersenjata

Komitmen Indonesia dalam hal ini tentu saja sangatlah besar.

Pada tahun 2009, Susilo Bambang Yudhoyono menghadiri pertemuan G20 di Pittsburgh yang menyatakan sasarannya yaitu pada tahun 2020 Indonesia akan menurunkan emisi GRK sebesar 26% dengan kemampuan sendiri dan 41% dari bantuan Internasional.

Komitmen tersebut diperkuat pada tahun 2016 dengan meningkatkan komitmen menjadi penurunan emisi sebesar 29%.

Tentang Sejarah Hari Konvensi Bonn

Nah itulah sekilas tentang sejarah 23 Juni, Hari Konvensi Bonn. Hasil dari konvensi tersebut tentu saja terdapat pro dan kontra, tidak semua pihak percaya terhadap adanya gejala perubahan iklim global.

Mereka percaya jika iklim bisa berubah namun bukan disebabkan oleh tindakan manusia ataupun industrialisasi.

Mudah-mudahan informasi Sejarah Hari Konvensi Bonn 23 Juni diatas dapat menjadi referensi untuk kita semua. Semoga bermanfaat!

Reels:

Artikel Terkait:

aplikasi crypto terbaik
ruang iklan enkosa

Tinggalkan komentar


Hari Konvensi Bonn
Kalender Jawa Mei 2024 Hari Kekayaan Intelektual Sedunia Hari Malaria Sedunia Hari Angkutan Nasional Hari Buku Sedunia Hari Bumi Hari Kartini Hari Hansip Hari Peringatan Konferensi Asia-Afrika Hari Hemofilia Sedunia