Perhitungan Kalender Bali
Dasar perhitungan dan sejarah kalender Bali lengkap untuk berbagai keperluan.
Perhitungan Kalender Bali
Kalender Bali adalah sebuah penghitungan waktu atau bulan yang digunakan di Bali, Indonesia.
Berikut adalah sejarah singkat tentang perhitungan kalender Bali:
Kalender Bali merupakan sebuah sistem kalender lunar yang didasarkan pada perhitungan gerhana dan perubahan bulan.
Kalender ini pertama kali digunakan di Bali sekitar abad ke-14 oleh para pemuka agama Hindu.
Perhitungan kalender Bali didasarkan pada siklus bulan purnama dan gelap, serta perhitungan gerhana matahari dan bulan.
Siklus bulan purnama dan gelap ini dikenal dengan nama “Bulan Sasih”, sementara periode 210 hari yang terdiri dari enam bulan Sasih disebut “Tahun Saka”.
Dalam kalender Bali, tahun baru dirayakan pada hari Nyepi, yang jatuh pada tanggal 1 Saka (atau sekitar bulan Maret atau April dalam kalender Gregorian).
Perhitungan kalender Bali juga didasarkan pada perhitungan unsur-unsur Hindu seperti “Wuku” dan “Pawukon”.
Wuku adalah siklus 30 hari yang digunakan untuk menentukan jadwal kegiatan ritual Hindu seperti upacara pernikahan dan pembangunan kuil.
Sedangkan Pawukon adalah siklus 210 hari yang digunakan sebagai pedoman dalam menentukan hari-hari baik dan buruk untuk memulai suatu proyek atau kegiatan.
Meskipun perhitungan kalender Bali dilakukan secara tradisional, namun seiring dengan perkembangan zaman, sekarang telah tersedia aplikasi digital yang dapat membantu dalam perhitungan kalender Bali.
Aplikasi tersebut dapat membantu dalam menghitung bulan, tahun, dan hari-hari baik atau buruk untuk melakukan kegiatan tertentu.
Dalam kesimpulannya, kalender Bali adalah sistem penghitungan waktu atau bulan yang digunakan di Bali, Indonesia.
Perhitungan kalender Bali didasarkan pada siklus bulan purnama dan gelap, gerhana, serta unsur-unsur Hindu seperti Wuku dan Pawukon.
Kalender Bali digunakan dalam kegiatan ritual Hindu, seperti upacara pernikahan dan pembangunan kuil dan menjadi bagian penting dari budaya Bali.