Kenali Tradisi Upacara Neloni (Ngapati)


Kenali Tradisi Upacara Neloni (Ngapati) – Seperti yang kita ketahui Indonesia merupakan negara yang tersusun atas beragam keanekaragaman adat, bahasa, agama, suku dan ras. 

Dengan banyaknya keanekaragaman yang dimiliki Indonesia membuat bangsa Indonesia memiliki semboyan negara yang berbunyi Bhinneka Tunggal Ika yang bermakna berbeda-beda tetap satu jua. 

Baca Juga: Mengenal Tradisi Tedak Siten: Makna dan Pelaksanaannya

Keanekaragaman yang membuat Indonesia bersatu. Maka dari itu, sudah menjadi tugas kita sebagai generasi muda bangsa untuk menjaga dan melestarikan Keanekaragam Indonesia. 

Salah satunya dengan tetap melestarikan adat budaya tradisional bernama Tradisi Upacara Neloni (Ngapati). 

Kenali Tradisi Upacara Neloni (Ngapati)

Apa Itu Upacara Tradisional Neloni?

Tradisi Neloni atau Ngapati lahir dan berkembang secara pesat di Indonesia khususnya Pulau Jawa. Seperti yang kita ketahui bahwa Pulau Jawa merupakan pulau terpadat yang ada di Nusantara.

Maka dari itu tak menutup kemungkinan kita sering menjumpai berbagai upacara adat yang bersifat klenik dan masih lestari dan dijaga hingga saat ini. 

Upacara Neloni yang bermakna tiga atau Ngapati yang bermakna empat diambil dari bahasa Jawa dengan maksud dan tujuan untuk memperingati serta memohon keselamatan dan kesehatan terhadap usia kehamilan janin yang telah menginjak usia tiga bulan atau empat bulan. 

Baca Juga: Mengulas Tradisi Upacara Mitoni

Upacara Tradisional Neloni atau Ngapati sangat erat kaitannya dengan Sang Maha Kuasa. Sebab sepanjang tradisi, dilakukan dan dipenuhi dengan ungkapan rasa syukur atas kehamilan yang dialami calon Ibu dengan mengisi upacara serta pembacaan ayat suci Al-Qur’an. 

Lantunan ayat suci al-Qur’an dalam upacara ini juga memiliki filosofi yang amat mendalam yakni agar jabang bayi berakhlak mulia dan selalu taat akan perintah Sang Maha Kuasa. 

Apa Saja Alur Prosesi Tradisi Upacara Neloni? 

Dalam pelaksanaannya, pemilik hajat akan membagi kebahagiaan dengan cara mengundang sanak keluarga dan saudara, kerabat dan juga masyarakat sekitar. 

Tak hanya membagi kebahagiaan, namun pemilik hajat juga memohon doa dan restu para tamu undangan agar senantiasa dalam lindungan dan rahmat Yang Maha Kuasa. 

Upacara Neloni berjalan dengan pembacaan ayat suci al-Qur’an secara beriringan. Ayat tersebut diambil dari beberapa surah yakni Surah Luqman, Maryam, Yusuf, Al-Kahfi, Yasin, Ar Rahman, Al-Waqiah, dan Al-Mulk. 

Baca Juga: 6 Tradisi Jawa Yang Masih Dilestarikan Hingga Sekarang

Dalam pelaksanaannya, tak hanya lantunan ayat suci Al-Qur’an saja, disamping itu terdapat lantunan Shalawat Barzanji atau biasa disebut dengan Diba’ yang membacakan Manaqib. 

Kegiatan akan dipimpin oleh seorang pemuka agama atau tokoh masyarakat yang dianggap mahir dalam perihal Neloni terutama dalam konteks agama. 

Bagi pemilik hajat yang memiliki rezeki yang cukup melimpah biasanya mengundang seorang ustadz atau pembicara untuk memimpin jalannya tradisi Neloni atau Ngapati. 

Daftar Menu Makanan yang Wajib Ada dalam Upacara Neloni

  1. Nasi Megono

Dalam syukuran Neloni atau Ngapati, nasi Megono yang terdiri dari nasi putih, nangka muda dan urapan menjadi menu wajib yang harus ada. 

  1. Bubur Abang Putih

Bubur abang Putih atau Bubur Sengkolo tersusun atas 2 macam bubur yang satu sisi berwarna merah karena dibuat dengan beras yang dicampur dengan gula merah dan sisi lain berwarna putih yang terbuat dari beras dan santan kelapa. 

  1. Wajik 

Wajik makanan legit yang terbuat dari campuran beras ketan dengan santan dan gula merah menjadi menu sampingan Neloni yang amat wajib.

Baca Juga: Upacara Tingkepan Tradisi Masyarakat Jawa

Makanan yang tersedia dalam Neloni atau Ngapati memiliki filosofi yang amat mendalam sehingga sangat penting untuk dipenuhi. Itulah ulasan singkat terkait Tradisi Upacara Neloni (Ngupati). 

Mudah-mudahan informasi tradisi upacara neloni/ngapati diatas dapat menambah wawasan serta menjadi referensi untuk kita semua. Semoga bermanfaat!

aplikasi crypto terbaik
ruang iklan enkosa

Tinggalkan komentar