Mengenal Tradisi Brobosan Adat Jawa

Tradisi Brobosan – Suku Jawa, merupakan Suku di Indonesia yang masih memiliki nilai tradisional yang sangat tinggi.

Walaupun zaman terus menerus mengalami perkembangan yang sangat pesat, namun masyarakat Jawa tetap berusaha mempertahankan dan melestarikan tradisi para leluhurnya.

Tak hanya tradisi yang selalu dijaga, namun kebiasaan, dan rumah adat di Jawa juga masih dijaga keotentikannya.

Tradisi yang terlahir di Jawa mayoritas memiliki makna dan tujuan.

Yakni sebagai ungkapan rasa syukur dan untuk meminta kepada sang Kuasa agar diberikan keselamatan dan kesejahteraan.

Keselamatan dan kesejahteraan dalam setiap perjalanan kehidupan maupun dalam akhir cerita kehidupan di dunia.

Salah satunya Tradisi Brobosan. Berikut akan kami jelaskan secara ringkas mengenai Tradisi Brobosan!

Tradisi Brobosan, sebuah tradisi yang kebetulan terlahir di tanah Jawa.

Kalimat Brobosan sendiri diambil dari Bahasa Jawa Nrobos yang bermakna menerobos atau melewati.

Tradisi Brobosan merupakan tradisi yang dilakukan ketika ada seorang kerabat yang meninggal dunia.

Dalam pengertian lebih jelasnya, Brobosan memiliki arti berupa sebuah kegiatan berjalan bergantian di bawah keranda atau peti jenazah, yang telah diangkat tinggi- tinggi dan dilakukan sebanyak 3 kali.

Kegiatan brobosan ini dimulai dari brobos dari sebelah sisi kanan peti jenazah terlebih dahulu, kemudian dilanjut sebelah kiri, kemudian lanjut ke bagian depan, dan diulang sebanyak 3 kali hingga Kembali ke posisi semula di sebelah kanan.

Tradisi Brobosan memiliki makna tersirat yang terkandung. Brobosan dilakukan sebagai bentuk penghormatan terakhir kepada mendiang sebelum jenazah dikebumikan.

Semua kerabat dekat dari jenazah hendaknya melakukan Brobosan sebagai salam perpisahan terakhir.

Dengan melakukan Brobosan diharapkan pihak keluarga yang ditinggalkan bisa merelakan kepergian jenazah dengan ikhlas, dan tidak terlalu terpukul atas takdir yang telah diberikan Maha Kuasa.

Beberapa masyarakat Jawa mempercayai bila sanak keluarga melakukan Tradisi Brobosan maka sanak keluarga yang ditinggalkan akan mendapatkan keberkahan dari ruh yang sudah meninggal.

Selain itu ditambah sanak keluarga yang melakukan tradisi brobosan akan mendapatkan sifat istimewa dan mulia seperti yang dimiliki mendiang semasa hidup di dunia.

Namun perlu diingat, bila jenazah berasal dari anak kecil maka tidak diperbolehkan melakukan Brobosan.

Karena beberapa anggapan mempercayai jika melakukan brobosan terhadap anak kecil, maka dikhawatirkan orang yang melakukan brobosan memiliki nasib dan umur yang pendek seperti jenazah anak kecil tersebut.

Brobosan dianjurkan dilakukan oleh keluarga dekat sang mendiang seperti anak cucu.

Selagi menunggu keluarga dekat melakukan brobosan, para kerabat jauh serta para tetangga akan menyiapkan beberapa kebutuhan.

Kebutuhan tersebut adalah yang diperlukan dalam pengurusan pemakaman, salah satunya seperti ubo rampe.

Ubo rampe merupakan seperangkat peranti atau bahan yang dibutuhkan saat prosesi berlangsung.

Isi Ubo rampe meliputi kemenyan, ingkung beserta tumpengnya, ditambah kelapa muda, dan tak lupa bunga setaman yang diharuskan ada.

Bagi sebagian masyarakat Jawa khususnya Jawa Tengah, Tradisi Brobosan merupakan hal yang wajib dilakukan ketika ada sanak saudara yang telah meninggal dunia.

Itulah beberapa ulasan mengenai Tradisi Brobosan Asal Tanah Jawa. Mudah-mudahan dapat menambah wawasan serta menjadi referensi. Semoga bermanfaat!