5 Adat Istiadat Suku Jawa Barat Yang Masih di Lestarikan


5 Adat Istiadat Suku Jawa Barat Yang Masih di Lestarikan

Mengenal 5 Tradisi Suku Jawa Barat yang Mengesankan

Penduduk di Indonesia terkenal dengan keramahannya. Tak heran bila budaya dan adat istiadat yang dimiliki oleh berbagai daerah di Indonesia pun mudah dikenali bahkan hingga ke mancanegara. Termasuk dengan adat istiadat suku Jawa Barat atau yang lebih akrab dikenal dengan adat suku Sunda yang keberadaannya tidak dapat ternilai dengan materi.

Jawa Barat yang memiliki Ibu Kota Bandung ini juga termasuk salah satu provinsi yang berada di Pulau Jawa. Mayoritas penduduknya adalah Suku Sunda. Selain menggunakan bahasa Indonesia, masyarakat Jawa Barat juga kerap berbicara menggunakan bahasa Sunda. Sama halnya dengan provinsi lain yang terdapat di Indonesia, Jawa Barat pun mempunyai keanekaragaman budaya yang tidak kalah mengesankan.

Adat Istiadat Suku Jawa Barat Yang Populer

Jawa Barat dikenal sebagai provinsi yang mempunyai banyak jenis upacara adat. Sampai saat ini suku Sunda masih memelihara dan menghargai peninggalan adat istiadat yang sudah ditinggalkan oleh leluhur sunda terdahulu.


Bahkan tidak sedikit kebudayaan suku Sunda yang menjadi daya tarik para wisatawan yang berkunjung ke daerah Jawa Barat. Adat istiadat memang sudah menjadi warisan dari generasi ke generasi dan juga menjadi bagian dari sejarah.

Berikut beberapa Tradisi dari Suku Sunda atau Jawa Barat Populer yang perlu diketahui:

1. Pesta Laut

Pesta laut adalah salah satu adat istiadat suku Jawa Barat yang cukup mengesankan. Sebagian besar masyarakat suku Sunda adalah pelaut atau berpenghasilan dengan mencari ikan di laut. Oleh karenanya masyarakat setempat sangat perhatian terhadap laut.

Sehingga masyarakat Jawa Barat senantiasa memelihara laut agar bisa tetap memberikan manfaat kepada para nelayan dengan banyaknya hasil tangkapan ikan. Beberapa tempat yang sering kali menjadi bagian dari pelaksaan pesta laut adalah Pangandaran, Ciamis, Pelabuhan Ratu, Sukabumi, dan beberapa daerah pesisir lainnya.

Biasanya mereka akan membawa kepala kerbau yang dibungkus menggunakan kain putih sebagai persembahan dan akan dilemparkan ke lautan sebagai simbol hadiah untuk penguasa lautan.

Biasanya tradisi ini dilaksanakan setiap satu tahun sekali dengan tujuan sebagai permohonan keselamatan saat para nelayan melaut dan juga untuk ungkapan rasa syukur atas anugerah yang Tuhan berikan.

2. Ngalungsur Pusaka

Upacara ngalungsur pusaka ini akan mudah dijumpai di daerah Garut. Acara adat ini biasa dipimpin oleh seorang kuncen atau juru kunci yang menjadi salah satu bukti bahwa mereka masih melaksanakan dan melestraikan tradisi dari leluhurnya.


Bukan hanya itu saja, mereka juga akan mengenalkan atau mensosialisasikan keberadaan berbagai benda pusaka peninggalan Sunan Rohmat Suci.

Pada pelaksanaannya, peserta yang hadir dapat menyaksikan secara langsung pencucian berbagai benda pusaka tersebut. Di mana benda-benda pusaka itu merupakan sebuah simbol perjuangan dari Sunan Rohmat Kudus dalam memperjuangkan Islam semasa beliau masih hidup.

3. Tradisi Nurunkeun

Nurunkeun menjadi salah satu upacara tradisional khas Sunda yang ditujukan kepada bayi. Tradisi ini dilakukan dengan mengajak bayi yang baru lahir untuk keluar rumah dengan tujuan utama untuk mengenali lingkungan sekitar.

Masyarakat Sunda sudah turun-temurun menggunakan tradisi ini yang biasanya dilaksanakan pada hari ke-7 setelah bayi lahir.

Pada saat perayaan upacara Nurunkeun, pihak keluarga akan membuat pohon dan meletakkan beberapa mainan di atasnya. Ketika bayi sudah keluar dari halaman rumah dengan digendong pihak keluarga, kemudian anak-anak kecil akan berebut untuk mendapatkan mainan tersebut.

Upacara ini sangat menyenangkan dan mendatangkan kebahagiaan bagi keluarga bayi maupun orang-orang di sekitar.

4. Ngirab

Ngirab merupakan Upacara Adat Jawa Barat yang memiliki nilai religius. Biasanya masyarakat setempat mengenalnya dengan istilah Rebo Wekasan. Kebiasaan ini biasanya ditandai dengan berziarah ke makam Sunan Kalijaga yang dilaksanakan pada hari Rabu pada minggu terakhir bulan Safar. Oleh sebab itu masyarakat daerah Sungai Drajat, Cirebon, sangat sering melaksanakan upacara ini.


Penentuan waktu tersebut bukan sembarangan, tetapi masyarakat memiliki dasar yang kuat untuk melakukan upacara pada hari Rabu. Hal tersebut karena mereka menganggap bahwa hari Rabu merupakan hari paling baik untuk melenyapkan kesialan dan bala dari kehidupan.

5. Upacara Adat Tembuni

Upacara tembuni bertujuan untuk memelihara ari-ari atau placenta bayi. Masyarakat sejak dulu memang selalu ingin memperlakukan placenta sang bayi dengan sebaik-baiknya. Oleh karenanya mereka memelihara placenta tersebut dengan memasukkannya dalam kain putih dengan gula merah, garam, dan asam, yang kemudian dikubur di wilayah pekarangan ibu yang baru saja melahirkan.

Menurut masyarakat setempat, tujuan dari diadakannya upacara tembuni ini yakni agar si anak kelak dapat tumbuh serta berkembang menjadi anak yang baik dan bahagia tanpa kemalangan apa pun dalam kehidupannya.

Tentang Tradisi Adat Suku Jawa Barat

Itulah beberapa Tradisi Suku Jawa Barat yang hingga kini masih dipercaya dan juga dijaga kelestariannya. Setiap tradisi yang dilaksanakan tentu saja memiliki sejarah yang berbeda-beda sebagai dasar yang menguatkan mengapa budaya tersebut masih berlaku hingga turun-temurun.


Oleh sebab itulah sebaiknya sebagai masyarakat Indonesia kita tidak melupakan adat istiadat yang terdapat dalam negeri ini dan tetap berusaha melestarikannya. Mudah-mudahan informasi di atas dapat menjadi referensi untuk kita semua. Semoga bermanfaat!

Pencarian yang paling banyak dicari

  • tradisi jawa barat dan maksanya
  • tradisi jawa barat dan penjelasannya
  • tradisional jawa barat
  • tradisi jawa barat sunda
  • makna tradisi jawa barat
  • sejarah tradisi jawa barat
  • adat istiafat suku jawa barat

Artikel Terkait:

aplikasi crypto terbaik
ruang iklan enkosa

Tinggalkan komentar